Wednesday, July 23, 2008

Berjalan-jalan Digandeng Ibu

jika berlari jalanan mendadak sepi, pohon dan tiang listrik
serimpung kaki, (mendengus diburu ingatan yang pecah dalam benak).
Ibu wanti-wanti, setiap pagi hanyalah milik sendiri, lepas sore
engkau milik alam sejati.

ketika matahari sempurnakan siang, ibu melangkah tanpa bayangan
(jejaknya samar di jalan berdebu), keringatnya menetes-neteskan pesan
ibu sembab tetapi bukan tangis—jika tangisan manakah sedu sedan-
nya?

disampingnya sekian alamat di-iqra-kan
tanda-tanda dipasrahkan ke udara
jika berlari pelataran tak lagi milik kediaman
Ibu menggarisnya di cakrawala
secepat diam.

2008

0 Comments:

Post a Comment

<< Home