ORKES MUDIK
masihkah kenangan tersimpan pada tajuk pepohonan
yang mengaris jendela kerata biru malam
setelah jingga hari-hari
digurat nafas gemetar kaum urban,
(malam-malam sonder impian).
Ratatap, ratatap, ratatap, ratatap...
kereta bergerak
kenangan terserak
Selaksa kunang-kunang tinggalkan ladang,
Serahkan kebimbangan pada terang fajar
”kembali, kembalilah esok hari,
Atau kapan saja—apa bedanya?
sebab hanya tetes keringat
yang pantas untuk bikin perhitungan.”
Ratatap, ratatap, ratatap, ratatap...
gerbang desa di rembang mata
leluhur rapalkan doa-doa.
Seribu kunang-kunang menempa harap
Seribu kunang-kunang meratap lumat
0 Comments:
Post a Comment
<< Home